26 November 2025 6:39 pm

Inilah 9 Tradisi Imlek di Indonesia yang Masih Dilestarikan Hingga Kini

Inilah 9 Tradisi Imlek di Indonesia yang Masih Dilestarikan Hingga Kini
Perayaan Imlek di Indonesia tidak hanya menjadi momen pergantian tahun bagi masyarakat Tionghoa, tetapi juga rangkaian tradisi yang sarat makna dan tetap hidup hingga sekarang. Setiap ritual yang dilakukan mengandung simbol harapan, keberuntungan, dan rasa syukur yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Bagaimana Sejarah dan Asal-Usul Tradisi Imlek di Indonesia?

Tradisi Imlek di Indonesia berakar dari kedatangan komunitas Tionghoa yang mulai bermigrasi ke Nusantara sejak abad ke-7 hingga masa Dinasti Ming dan Qing. Mereka membawa sistem kepercayaan, nilai leluhur, dan perayaan musim semi—yang kemudian dikenal sebagai Imlek. Seiring berjalannya waktu, tradisi tersebut berbaur dengan budaya lokal sehingga membentuk praktik unik yang berbeda dari perayaan Imlek di Tiongkok. Akulturasi ini membuat Imlek di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri, mulai dari kuliner, ritual, hingga simbol-simbol keberuntungannya.
Pada masa kolonial Belanda, perayaan Imlek tetap berjalan sebagai identitas komunitas Tionghoa meski mengalami pembatasan di ruang publik. Setelah masa Orde Baru, Imlek sempat tidak boleh dirayakan secara terbuka, sampai akhirnya Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mencabut larangan tersebut. Tahun 2002, Presiden Megawati menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional, menandai pengakuan resmi terhadap tradisi Tionghoa di Indonesia. Sejak itu, banyak tradisi berkembang, termasuk Cap Go Meh, barongsai, sembahyang leluhur, dan kue keranjang yang kini menjadi bagian penting dari budaya Indonesia yang inklusif.

Apa Saja Tradisi Imlek di Indonesia?

Tradisi Imlek di Indonesia berkembang dari perpaduan budaya Tionghoa dan kebiasaan lokal yang telah hidup turun-temurun. Setiap tradisi memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan keberuntungan, kesehatan, dan keharmonisan keluarga. Meskipun akar tradisinya berasal dari Tiongkok, praktiknya menyesuaikan karakter masyarakat Indonesia. Inilah yang membuat perayaan Imlek di Indonesia terasa unik dan berbeda.

Bersih-Bersih Rumah Menjelang Imlek

Membersihkan rumah dilakukan sebelum Imlek untuk membuang energi negatif dan sial yang dipercaya menumpuk sepanjang tahun. Tradisi ini menandakan kesiapan keluarga menyambut keberuntungan baru dengan ruang yang rapi dan segar. Di Indonesia, kegiatan ini sering dilakukan bersama anggota keluarga. Karena itu, bersih-bersih menjadi simbol permulaan baru yang penuh harapan. Pada hari pertama Imlek, menyapu atau membuang sampah justru dihindari.

Mendekorasi Rumah dengan Warna Merah dan Simbol Keberuntungan

Warna merah digunakan secara dominan saat Imlek karena melambangkan keberanian, kebahagiaan, dan rezeki. Di Indonesia, rumah-rumah Tionghoa dihiasi dengan lampion, hiasan karakter “Fu”, serta ornamen emas yang menambah kesan cerah. Dekorasi ini dipercaya mengundang keberuntungan sepanjang tahun. Kehadirannya juga menciptakan suasana meriah khas perayaan Imlek.

Tradisi Memberikan Angpao kepada Anak dan Kerabat

Angpao diberikan sebagai simbol berbagi berkah dan rezeki di tahun baru. Hanya mereka yang sudah menikah atau telah mapan secara ekonomi yang dianjurkan memberi angpao. Isi angpao tidak selalu besar; yang penting adalah niat baik dan doa untuk penerimanya. Di Indonesia, angpao menjadi bagian yang paling ditunggu anak-anak. Warnanya yang merah dipercaya membawa keberuntungan dan melindungi dari hal buruk.

Makan Malam Bersama Keluarga Besar (Reunion Dinner)

Reunion dinner digelar pada malam sebelum Imlek sebagai simbol persatuan keluarga. Seluruh anggota keluarga, termasuk yang tinggal jauh, dianjurkan pulang untuk makan bersama. Hidangan yang disajikan biasanya penuh makna, seperti ikan untuk keberlimpahan dan mie panjang umur untuk kesehatan. Ini menjadi momen terpenting dalam rangkaian Imlek. Di Indonesia, reunion dinner juga menjadi ajang berbagi cerita dan memulai tahun baru dengan hati yang hangat.

Menyalakan Petasan dan Kembang Api

Petasan dan kembang api dinyalakan untuk mengusir energi buruk dan roh jahat yang dipercaya mengganggu di awal tahun. Suara keras dari petasan dianggap sebagai simbol keberanian dan cara membuka tahun baru dengan suasana meriah. Di Indonesia, tradisi ini dilakukan di rumah, kompleks perumahan, hingga pusat kota. Fungsinya lebih dari hiburan; ia menjadi simbol pembaruan dan harapan. Masyarakat modern tetap mempertahankan tradisi ini meski ada pembatasan penggunaan petasan.

Pertunjukan Barongsai dan Liong

Barongsai dan liong tampil dalam perayaan Imlek sebagai simbol pengusir nasib buruk dan pembawa keberuntungan. Barongsai menampilkan gerakan lincah dengan dua pemain, sementara liong atau naga dimainkan oleh banyak orang dalam formasi panjang. Keduanya menjadi ikon perayaan Imlek di Indonesia. Masyarakat percaya bahwa kehadirannya membawa semangat, rezeki, dan perlindungan.

Sembahyang Leluhur di Klenteng dan Rumah

Sembahyang leluhur dilakukan untuk menghormati orang tua dan anggota keluarga yang telah meninggal. Tradisi ini menekankan nilai bakti, penghormatan, dan rasa terima kasih atas warisan keluarga. Persembahan berupa makanan, buah, dan hio digunakan sebagai simbol penghormatan. Di Indonesia, ritual ini dilakukan di klenteng dan altar leluhur di rumah.

Penyajian Hidangan Khas Imlek: Ikan, Jeruk, dan Mie Panjang Umur

Hidangan khas Imlek selalu sarat makna, bukan sekadar makanan. Ikan melambangkan kemakmuran yang berlebih, sedangkan jeruk membawa simbol keberuntungan dan kesegaran. Mie panjang umur dimakan tanpa dipotong sebagai doa untuk kesehatan dan umur panjang. Di Indonesia, hidangan ini sering dikombinasikan dengan cita rasa lokal.

Tradisi Menanti Hujan pada Perayaan Imlek

Tradisi menanti hujan berasal dari kepercayaan bahwa hujan saat Imlek membawa keberkahan dan rezeki. Hujan dianggap membersihkan energi buruk dan membawa kesegaran untuk memulai tahun baru. Di Indonesia, terutama di komunitas Tionghoa tradisional, hujan pada hari Imlek disambut sebagai pertanda baik. Banyak keluarga mengaitkan hujan dengan keberuntungan yang melimpah.

Apa Pantangan Penting Saat Merayakan Tradisi Imlek di Indonesia?

Dalam perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa tidak hanya menjalankan tradisi, tetapi juga mematuhi berbagai pantangan yang dipercaya memengaruhi keberuntungan di tahun yang baru. Pantangan ini muncul dari nilai-nilai budaya dan simbolisme yang telah diwariskan selama berabad-abad. Setiap larangan memiliki makna khusus yang berkaitan dengan rezeki, kesehatan, maupun keharmonisan keluarga. Karena itu, memahami pantangan menjadi bagian penting dari rangkaian perayaan Imlek.

Mengapa tidak boleh menyapu di hari pertama Imlek?

Pada hari pertama Imlek, menyapu dipercaya dapat “membuang” rezeki yang baru datang. Tradisi ini berasal dari keyakinan bahwa energi baik mengalir kuat pada hari pembuka tahun sehingga tidak boleh diusik. Karena itu, keluarga biasanya membersihkan rumah beberapa hari sebelum Imlek. Larangan ini menjadi simbol menjaga keberuntungan agar tetap bertahan sepanjang tahun. Sebagian keluarga menunda pekerjaan rumah hingga hari kedua sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi.

Apa alasan tidak boleh memakai pakaian hitam atau putih?

Warna hitam dan putih diidentikkan dengan suasana duka dan berkabung dalam budaya Tionghoa. Imlek adalah perayaan awal tahun yang membawa harapan baru, sehingga warna duka dianggap tidak selaras dengan energi positifnya. Itu sebabnya orang dianjurkan memakai warna cerah, terutama merah. Merah melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan proteksi dari hal buruk. Larangan ini bukan soal estetika, melainkan simbol menjaga suasana hati tetap cerah.

Mengapa tidak boleh memecahkan barang?

Memecahkan barang, terutama kaca atau piring, dianggap sebagai pertanda buruk karena melambangkan pecahnya keharmonisan atau rezeki. Di hari Imlek, simbol-simbol ini sangat dijaga agar tidak ada energi negatif yang mengganggu awal tahun. Jika insiden terjadi, keluarga biasanya mengucapkan doa atau frasa penetral seperti “Sui sui ping an.” Ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan energi. Larangan ini lebih bersifat simbolis daripada aturan tegas.

Apa saja pantangan makanan saat Imlek?

Beberapa makanan dihindari saat Imlek karena dianggap membawa makna kurang baik. Bubur menjadi salah satu pantangan utama karena diasosiasikan dengan kemiskinan dan kekurangan. Makanan pahit atau terlalu pedas juga sering dihindari karena melambangkan kesulitan. Tradisi ini menekankan bahwa makanan yang disajikan harus penuh makna positif.

Rekomendasi Brand Hampers Imlek Elegan dan Premium

Rayakan Imlek dengan kemewahan penuh makna lewat koleksi hampers elegan dari Carramica. Produk-produk keramik premium mereka hadir dalam desain motif merah-emas khas Imlek — simbol keberuntungan dan kelimpahan — dikemas rapi dalam box eksklusif lengkap dengan gift card. Setiap piece dari Carramica tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional: tahan microwave, oven, dan dishwasher, menjadikannya hadiah yang elegan sekaligus berguna sehari-hari.
Memberi hampers Carramica berarti memberi lebih dari sekadar hadiah — ini adalah pesan apresiasi yang mendalam, penghormatan tradisi, dan harapan akan rezeki bagi penerima. Untuk kesan maksimal, Anda bisa memilih paket seperti set makan “Golden Koi” yang melambangkan kelimpahan atau koleksi “Lunar Luxe” yang cocok untuk kado korporat berkelas. Dengan Carramica, Anda menyampaikan ucapan “Gōng Xǐ Fā Cái” dengan gaya elegan, thoughtful, dan bermakna.
-

About Writer


Asyraf Syafiq Adhika


Penulis konten seputar hampers dan gifting yang telah berpengalaman lebih dari 3 tahun mengkurasi hampers Natal, Imlek, dan Lebaran. Ia fokus pada pemilihan set makan keramik yang memadukan estetika, nilai budaya, dan makna personal dalam setiap hadiah.



Frequent Asked Question

©- Copyright 2024 PT Carramica Kreasi Indonesia